Kecamatan Kwandang yang berjarak kurang lebih 62 Km dari Limboto, merupakan kawasan pelabuhan perikanan. Mayoritas penduduknya adalah nelayan yang menggantungkan hidupnya pada kemurahan alam. Di tinjau dari kondisi ekosistem lautnya yang relatif masih baik menjadikan kawasan ini tergolong cukup beruntung. Beragam jenis ikan, terutama ikan-ikan bernilai ekonomis tinggi, cukup banyak dihasilkan dari tangkapan para nelayan dari kawasan ini.
Selain menangkap ikan, masyarakat nelayan di kawasan ini juga mengembangkan beragam jenis budi daya hasil kalautan. Meski dimaksudkan sebagai usaha sampingan, usaha budidaya inipun dapat dikatakan cukup berhasil. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh kondisi alamnya yang masih baik, tetapi juga ditentukan oleh faktor sumber daya manusianya. Melalui program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, beragam pelatihan di introdusir kepada masyarakat nelayan. Demikian pula halnya dengan bimbingan dan pembinaan serta dana bantuan yang maksimal mungkin diupayakan untuk menjaga keberlangsungan usaha budi daya yang terus menunjukkan kemajuan.
Seperti halnya kawasan-kawasan pesisir pantai lain di seluruh dunia, pantai utara kabupaten Gorontalo inipun sempat mengalami degradasi kualitas ekosistem akibat kerusakan alam. Rusaknya hutan bakau dan terumbu karang akibat ekploitasi alam yang yang berlebihan. Termasuk ilegal dan over fishing sempat membayangi kehidupan para nelayan di kawasan ini. Namun kesadaran yang dipicu oleh kerja keras dan keperdulian bebagai elemen masyarakat, cepat berkembang. Beragam upaya dilakukan untuk menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian alam demi kepentingan mereka sendiri. Menyadari bahwa upaya-upaya ini tak mungkin dibebankan kepada pemerintah daerah saja, masyarakat nelayanpun digalang untuk terlibat aktif bahkan menjadi elemen penggerak yang tak terpisahkan. Wal hasil, gerakan yang melibatkan berbagai elemen yang melibatkan dengan ujung tombak para nelayan sendiri, mulai menunjukkan manfaat bagi Khalayak. Tergabung dalam sebuah sistenm yang mereka namakan SISWASMAS, sistem pengawasan berbasis masyarakat pun bergulir dinamis. Yang menarik sistem pengawasan ini tidak hanya di motori oleh pemerintah daerah, dalam hal ini. Dinas Perikanan, tetapi juga kepolisian, himpunan nelayan setempat dan LSM. Dalam sebuah kolaborasi yang terintegrasi. SISWASMAS ini menjaga terpeliharanya kelestarian Sumber daya alam sekaligus mendayagunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di kawasan pantai utara.