Tag Archives: Jagadamba

Rumah Kopi Minggu Pagi

Hari masih cukup pagi tetapi Rumah Kopi SEHATI, milik Abdul Rahim Poiyo, telah dipadati pengunjung. Sebuah mobil unit siaran langsung RRI Gorontalo tampak mendominasi parkir di depannya. Deretan motor dan beberapa bentor (becak-motor) mengisi sisa area parkir yang tidak terlalu luas. Sementara beberapa kendaraan beroda empat hanya dapat puas menempati lahan parkir pertokoan di seberang jalan.
Continue reading

Kwandang Sekilas Pandang

Kecamatan Kwandang yang berjarak kurang lebih 62 Km dari Limboto, merupakan kawasan pelabuhan perikanan. Mayoritas penduduknya adalah nelayan yang menggantungkan hidupnya pada kemurahan alam. Di tinjau dari kondisi ekosistem lautnya yang relatif masih baik menjadikan kawasan ini tergolong cukup beruntung. Beragam jenis ikan, terutama ikan-ikan bernilai ekonomis tinggi, cukup banyak dihasilkan dari tangkapan para nelayan dari kawasan ini.
Continue reading

Kopiah Keranjang

Kopiah atau penutup kepala pria adalah hal yang umum dikenal di negeri ini. Umumnya terbuat dari kain beludru hitam, penutup kepala pria ini sempat menjadi salah satu ciri busana nasional. Bahkan sempat pula menjadi ciri kemusliman bagi para pria pemakainya. Memang, penggunaan kopiah hitam seolah tak bisa dilepaskan dari kegiatan ibadah seperti ketika melaksanakan sholat berjamaah di mesjid.
Continue reading

Rahasia Hidangan Ikan Bakar ala Gorontalo

Ikan bakar yang lezat dengan aneka sambal pedas tampaknya menjadi primadona hidangan di Gorontalo. Menu makanan ini tampaknya sudah menjadi keharusan baik di warung-warung sederhana sampai ke restoran terkemuka di kawasan ini. Memang Kabupaten Gorontalo merupakan salah satu wilayah maritim penghasil ikan yang sangat kaya. Seolah alam demikian pemurah memberikan kawasan ini beragam jenis ikan dan hasil laut lainnya.
Continue reading

Kelapa dari Hilir ke Hulu

Lambaian nyiur dari ratusan jajaran pohon kelapa adalah pemandangan yang umum di daerah diseluruh kawasan Kabupaten Gorontalo. Batang lurus menjulang tinggi dengan tandan berisi belasan sampai puluhan butir kelapa seolah telah menjadi simbol kemakmuran rakyat Gorontalo sejak ratusan tahun lalu. Meski tanah Gorontalo yang subur mampu pula memproduksi hasil perkebunan lain, seperti coklat, cengkeh, kemiri dan pala. Namun kelapa tetap menjadi produk primadona sejak berabad lalu.
Continue reading

Bantayo Poboide

Rumah panggung yang seluruhnya terbuat dari kayu segera saja menarik perhatian mereka yang melintas di jalan Sudirman, Limboto, Kabupaten Gorontalo. Keanggunan bangunan itu dengan kuatnya merefleksikan kemegahan arsitektur tradisional Gorontalo. Pepohonan besar di sekitar halaman bangunan tersebut memberikan suasana hijau yang teduh. Sinar matahari yang menerobos sela-sela dedaunan menciptakan noktah-noktah cahaya yang membersit tajam diantara bayangan. Kontras dengan lanskap kawasan yang ditata modern. Bangunan tradisional di tengah kerimbunan pepohonan itu tampak seperti “Oasis Oksigen” yang menjanjikan keteduhan di teriknya panas Gorontalo.
Continue reading

Bordir Kerawang

Beberapa orang wanita duduk bersama di serambi rumah salah satu warga. Kain-kain chifon beraneka warna tergolek di sekitar mereka. Celoteh yang terdengar akrab sesekali diwarnai oleh derai tawa seolah sama sekali tak mengganggu ketekunan kerja mereka. Dengan lincah jemari para wanita itu bekerja menciptakan aneka disain bordir atau sulaman yang sangat indah. Demikian suasana siang di Pulubala, sebuah desa sentra pengrajin Bordir Kerawang yang berada di kawasan Kabupaten Gorontalo.
Continue reading

Kue Keranjang Gorontalo

“Kukis” yang berasal dari istilah berbahasa Inggris, “cookies”, adalah sebutan mum untuk aneka kue kering di Gorontalo. Namun demikian, agak langka juga untuk menemukan kue-kue kering “home-made” di toko-toko seputar Kabupaten Gorontalo. Jajanan kue basah khas Gorontalo, kacang tanah goreng, kacang mete, keripik pisang dan tentunya aneka kue kering kemasan pabrik tampak lebih mendominasi.
Continue reading

BAMBUA : Terompet Kerang

bambu
Suara lengkingan mirip suara terompet yang khas memecah pagi Gorontalo. Beberapa ibu segera saja bergegas keluar rumah, berkumpul di depan salah satu rumah dengan wajah ceria. Dari kejauhan seorang pria mengendarai sepeda tersenyum lebar menyapa para Ibu di depannya. Dengan hati-hati, pria tersebut turun dari sepeda yang dilengkapi dengan dua buah keranjang besar di bagian belakangnya. Sedemikian rupa kedua keranjang tersebut diikatkan pada sadel goncengan sepedanya sehingga tepat di tengahnya cukup untuk meletakkan sebilah papan yang berfungsi sebagai meja kecil.
Continue reading