Memiliki 2 koneksi internet ke berbeda Internet Services Provider(ISP) tentu kurang optimal jika tidak digabungkan untuk dipakai bersama, disamping dapat menaikkan reliability performa bandwidth juga dapat mengurangi downtime internet jika salah satu koneksi terputus. Sistem ini dinamakan Load Balancing dan Failover.
Sesuai judul diatas Sistem Load Balancing dan Failover saya terapkan pada sebuah warung internet di daerah Pancoran Jakarta Selatan. Sistem ini menggunakan sistem operasi Linux distribusi Debian, setelah sebelumnya pernah memakai Packet Firewall (PF) di OpenBSD, dan pfSense(free Open Source FreeBSD based). Jadi kali ini saya memakai routing/load balancing menggunakan Linux dan next time mencoba Vyatta Software.
Kebutuhan yang sudah ada :
– 2 Modem ADSL (DLINK dan SANEX) terkoneksi ke Telkom Speedy dengan bandwidth sama Downstream 1022 Kbps Upstream 124 Kbps
– Server Router dengan 3 LAN Card : eth0,eth1,eth2, sistem operasi Debian Lenny 5.0.3
– Switch, PC Client(workstation), dsb.
Spesifikasi Internet Address(IP) :
-ADSL1 DLINK : 10.10.10.1 masuk ke eth0 server router
-ADSL2 SANEX : 172.168.1.1 masuk ke eth1 server router
-Server Router dengan eth0 : DHCP dari modem ADSL1 , eth1 : DHCP dari modem ADSL2 , eth2 : 192.168.1.1 sebagai gateway PC CLient/Workstation.